Senin, 21 Juni 2010

Integrated and Collaborative Product Development Environment

Concurrent Engineering In Product Design And Development

Design for Six Sigma in Technology and Product Development

Applying TQM to Product Ddesign and Development

Mod-1 Lec-2 Product Design & development

Karakteristik Pengembangan Produk yang Sukses

Dari sudut pandang investor dari perushaan yang berorientasi laba, usaha pengembangan produk disebut sukses jika produk dapat diproduksi dan dijual dengan menghasilkan laba. Namun laba seringkali sulit untuk dinilai secara cepat dan langsung. Lima dimensi spesifik lainnya yang berhubungan dengan laba dan biasa digunakan untuk menilai kinerja usaha pengembangan produk yaitu :

Kualitas produk

Seberapa baik produk yang dihasilkan dari upaya pengembangan produk ? apakah produk tersebut memuaskan kebutuhan pelanggan ? apakah produk tersebut kuat (robust) dan andal ? Kualitas produk pada akhirnya akan mempengaruhi pangsa pasar dan mempengaruhi harga yang ingin dibayar oleh pelanggan untuk produk tersebut.

Biaya Produk

Apakah yang dimaksud dengan biaya manufaktur dari produk ? yaitu biaya untuk modal peralatan dan alat bantu serta biaya produksisetiap unit produk. Biaya produk menentukan berapa besar laba yang dihasilkan oleh perusahaan pada volume penjualan dan harga penjualan tertentu.

Waktu Pengembangan Produk

Seberapa cepat anggota tim menyelesaikan pengembangan produk ? Waktu pengembangan akan menentukan kemampuan perusahaan dalam berkompetisi, menunjukkan daya tabggap perusahaan terhadap perubahan teknologi, dan pada akhirnya akan menentukan kecepatan perusahaan untuk menerima pengembalian ekonomis dari usaha yang dilakukan tim pengembangan.

Biaya Pengembangan

Berapa biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk mengembangkan produk ? Biaya pengembangan biasanya merupakan salah satu komponen yang penting dari investasi yang dibutuhkan untuk mencapai profit.

Kapabilitas Pengembangan

Apakah tim pengembang dan perusahaan mempunyai kemampuan lebih baik untuk mengembangkan produk dimasa depan sebagai hasil dari pengalaman yang diperoleh pada proyek pengembangan saat ini ? Kapabilitas pengembangan merupakan aset yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mengembangkan produk dengan lebih efektif dan ekonomis dimasa yang akan datang.

Kinerja yang baik pada kelima dimensi diatas akan mendorong kesuksesan ekonomi produk. Namun kriteria kinerja yang lain juga penting. Kriteria-kriteria ini ditentukan oleh kecenderungan atau minat stakeholder yang ada diperusahaan ataupun masyarakat sekitarnya..


Sumber :
Perancangan dan Pengembangan Produk oleh Ulrich & Eppinger, dalam :
repository.binus.ac.id/content/D0294/D029416511.doc

Quality Function Deployment

Quality Function Deployment (QFD) adalah sebuah metodologi dalam proses perancangan dan pengembangan produk yang mampu mengintegrasikan voice of costumer ke dalam proses perancangannya.

Definisi QFD

Quality Function Deployment (QFD) adalah metodologi dalam proses perancangan dan pengembangan produk atau layanan yang mampu mengintegrasikan ‘suara-suara konsumen’ ke dalam proses perancangannya. QFD sebenarnya adalah merupakan suatu jalan bagi perusahaan untuk mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan serta keinginan konsumen terhadap produk atau jasa yang dihasilkannya. Berikut ini dikemukakan beberapa definisi Quality Function Deployment menurut para pakar :

1) QFD merupakan metodologi untuk menterjemahkan keinginan dan kebutuhan konsumen ke dalam suatu rancangan produk yang memiliki persyaratan teknis dan karakteristik kualitas tertentu (Akao, 1990; Urban, 1993).

2) QFD adalah metodologi terstruktur yang digunakan dalam proses perancangan dan pengembangan produk suntuk menetapkan spesifikasi kebutuhan dan keinginan konsumen, serta mengevaluasi secara sistematis kapabilitas produk atau jasa dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen (Cohen, 1995).

3) QFD adalah sebuah sistem pengembangan produk yang dimulai dari merancang produk, proses manufaktur, sampai produk tersebut ke tangan konsumen, dimana pengembangan produk berdasarkan keinginan konsumen (Djati, 2003).

Manfaat QFD

Penggunaan metodologi QFD dalam proses perancangan dan pengembangan produk merupakan suatu nilai tambah bagi perusahaan. Sebab perusahaan akan mempunyai keunggulan kompetitif dengan menciptakan suatu produk atau jasa yang mampu memuaskan konsumen.

Manfaat-manfaat yang dapat diperoleh dari penerapan QFD dalam proses perancangan produk adalah (Dale, 1994):

1. Meningkatkan keandalan produk
2. Meningkatkan kualitas produk
3. Meningkatkan kepuasan konsumen
4. Memperpendek time to market
5. Mereduksi biaya perancangan
6. Meningkatkan komunikasi
7. Meningkatkan produktivitas
8. Meningkatkan keuntungan perusahaan

Keunggulan QFD

Keunggulan – keunggulan yang dimiliki QFD adalah:

1. Menyediakan format standar untuk menerjemahkan kebutuhan konsumen menjadi persyaratan teknis, sehingga dapat memenuhi kebutuhan konsumen.

2. Menolong tim perancang untuk memfokuskan proses perancangan yang dilakukan pada fakta-fakta yang ada, bukan intuisi.

3. Selama proses perancangan, pembuatan keputusan ‘direkam’ dalam matriks-matriks sehingga dapat diperiksa ulang serta dimodifikasi di masa yang akan datang.

Hierarkhi matrik QFD

Dengan menggunakan metodologi QFD dalam proses perancangan dan pengembangan produk, maka akan dikenal empat jenis tahapan, yaitu masing-masing adalah:

1. Tahap Perencanaan Produk (House of Quality)
2. Tahap Perencanaan Komponen (Part Deployment)
3. Tahap Perencanaan Proses (Proses Deployment)
4. Tahap Perencanaan Produksi (Manufacturing/ Production Planning)

House of Quality

Rumah kualitas atau biasa disebut juga House of Quality (HOQ) merupakan tahap pertama dalam penerapan metodologi QFD. Secara garis besar matriks ini adalah upaya untuk mengkonversi voice of costumer secara langsung terhadap persyaratan teknis atau spesifikasi teknis dari produk atau jasa yang dihasilkan. Perusahaan akan berusaha mencapai persyaratan teknis yang sesuai dengan target yang telah ditetapkan, dengan sebelumnya melakukan benchmarking terhadap produk pesaing. Benchmarking dilakukan untuk mengetahui posisiposisi relatif produk yang ada di pasaran yang merupakan kompetitor. Berikut ini adalah struktur matrik pada HOQ:





a. Bagian A

berisikan data atau informasi yang diperoleh dari penelitian pasar atas kebutuhan dan keinginan konsumen. “Suara konsumen” ini merupakan input dalam HOQ. Metode identifikasi kebutuhan konsumen yang biasa digunakan dalam suatu penelitian adalah wawancara, baik secara grup atau perorangan. Melalui wawancara, perancang dapat dengan bebas mengetahui lebih jauh kebutuhan konsumen. Wawancara secara perorangan dapat dianggap mencukupi, dalam arti cukup menggambarkan kebutuhan konsumen sampai sekitar 90% adalah sebanyak 30 wawancara. Ini berdasarkan pada penelitian untuk suatu produk picnic coolers oleh Griffin dan Houser (Ulrich & Eppinger, 1995).

b. Bagian B

berisikan tiga jenis data yaitu:
1. Tingkat kepentingan dari tiap kebutuhan konsumen.
2. Data tingkat kepuasan konsumen terhadap produk-produk yang dibandingkan.
3. Tujuan strategis untuk produk atau jasa baru yang akan dikembangkan.

D Matrik Relationship (antara kebutuhan konsumen dan Persyaratan teknis). A Kebutuhan Konsumen.B Matriks Perencanaan (Penelitian Pasar dan Perencanaan Strategis).F.Matriks Target Persyaratan Teknis (Tingkat kepentingan, daya saing, dan target Persyaratan teknis).C Persyaratan Teknis

c. Bagian C

berisikan persyaratan-persyaratan teknis terhadap produk atau jasa baru yang akan kembangkan. Data persyaratan teknis ini diturunkan berdasarkan “suara konsumen” yang telah diperoleh pada bagian A. Untuk setiap persyaratan teknis ditentukan satuan pengukuran, Direction of Goodness dan target yang harus dicapai. Direction of Goodness terdiri dari 3, yaitu:

1. The More the Better atau semakin besar semakin baik, target maksimal tidak terbatas.
2. The Less the Better atau semakin kecil semakin baik, target maksimal adalah nol. 3. Target is Best atau target maksimalnya adalah sedekat mungkin dengan suatu nilai nominal dimana tidak terdapat variasi disekitar nilai tersebut.

d. Bagian D

berisikan kekuatan hubungan antara persyaratan teknis dari produk atau jasa yang dikembangkan (bagian C) dengan “suara konsumen” (bagian A) yang mempengaruhinya. Kekuatan hubungan ditunjukkan dengan symbol tertentu atau angka tertentu. Berikut ini hubungan antara kepuasan pelanggan dengan persyaratan teknis, ada empat kemungkinan korelasi:

1. Not linked (Blank) diberi nilai nol. Perubahan pada persyaratan teknis, menurut direction of goodness-nya, tidak akan berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan.2.

2. Possibly linked, diberi nilai 1. Perubahan yang relative besar pada persyaratan teknis, menurut direction of goodness-nya akan memberi sedikit perubahan pada kepuasan pelanggan.

3. Moderate linked, diberi nilai 3. Perubahan yang relative besar pada persyaratan teknis, menurut direction of goodness-nya, akan memberikan pengaruh yang cukup berarti pada kepuasan pelanggan.

4. Strongly linked, diberi nilai 9. Perubahan yang relative kecil pada persyaratan teknis, menurut direction of goodness-nya, akan memberikan pengaruh yang cukup berarti pada kepuasan pelanggan.

e. Bagian E

berisikan keterkaitan antar persyaratan teknis yang satu dengan persyaratan teknis yang lain yang terdapat pada bagian C. Korelasi antar persyaratan teknis tergantung pada direction of goodness dari setiap persyaratan teknis, ada lima kemungkinan:

1. Strong Possitive Impact : perubahan pada persyaratan teknis 1 ke arah direction of goodness-nya, akan menimbulkan pengaruh positif kuat terhadap direction of goodness persyaratan teknis 2.

2. Moderate Possitive Impact : perubahan pada persyaratan teknis 1 ke arah direction of goodness-nya, akan menimbulkan pengaruh positif yang sedang terhadap direction of goodness persyaratan teknis 2.

3. No Impact : perubahan pada persyaratan teknis 1 ke arah direction of goodnessnya, tidak akan menimbulkan pengaruh terhadap direction of goodness persyaratan teknis 2.
4. Moderate Negative Impact ( x ) : perubahan pada persyaratan teknis 1 ke arah direction of goodness-nya, akan menimbulkan pengaruh negatif yang sedang terhadap direction of goodness persyaratan teknis 2.

5. Strong Negative Impact ( xx ) : perubahan pada persyaratan teknis 1 ke arah direction of goodness-nya, akan menimbulkan pengaruh negatif kuat terhadap direction of goodness persyaratan teknis 2.

f. Bagian F
beriskan tiga macam jenis data, yaitu:

1. Tingkat kepentingan (ranking) persyaratan teknis.
2. Technical benchmarking dari produk yang dibandingkan.
3. Target kinerja persyaratan teknis dari produk yang dikembangkan.

Part Deployment

Part Deployment merupakan iterasi kedua dalam metode QFD. Berikut ini adalah struktur matrik pada Part Deployment:




a. Bagian A

Bagian ini berisi persyaratan teknis yang diperoleh dari QFD iterasi 1.

b. Bagian B

Bagian ini berisi hasil normalisasi kontribusi persyaratan teknis yang diperoleh dari QFD iterasi 1.

c. Bagian C

Bagian ini berisi:

1. Persyaratan part yang berhubungan dan bersesuaian dengan persyaratan teknis yang diperoleh pada QFD iterasi 1.

2. Direction of goodness dari masing-masing persyaratan part.

d. Bagian D
Bagian ini menggambarkan hubungan diantara persyaratan part dan persyaratan teknis. Sehingga hubungan ini didasarkan pada dampak persyaratan part terhadap persyaratan teknis.

e. Bagian E

Bagian ini berisi;

1. Part spesification Merupakan satuan dari persyaratan part.

2. Column weight

Merupakan kontribusi dari persyaratan part.

3. Target

Spesifikasi yang ingin dicapai oleh masing-masing persyaratan part dalam rangka pengembangan.


Sumber :
Dwi Maulana
http://www.ittelkom.ac.id/library/index.php?option=com_content&view=article&id=247:quality-function-deploymen&catid=25:industri&Itemid=15

Konsep Teknologi Dalam Pengembangan Produk Industri


Ini merupakan salah satu buku yang saya baca di bulan Februari ini. Judul buku tersebut yaitu Konsep Teknologi Dalam Pengembangan Produk Industri. dengan taglinenya yaitu Pendekatan Kolaboratif Pada Konsep Teknologi dan Desain Produk Industri karya tulisan dari dua orang dosen yaitu Ir. Suwarno dan Yunia Dwie Nurcahyanie, ST.

Setiap teknologi pasti akan berkembang. Pada jaman prasejarah, dengan bukti peninggalan peralatan untuk berburu yang terbuat dari batu. Teknologi itu semakin lama akan semakin berkembang. Pada saat ini kita sudah merasakan teknologi dengan komputer, Nano teknologi, dan bahkan Bio teknologi. Perkembangan ini didasari atas dasar teknologi dan penemuan jawaban dari permasalahan permasalahan yang ada dan berkembang. Tujuannya yaitu itu membantu mempermudah kehidupan manusia.

Definisi dari teknologi menurut buku ini yaitu, pengetahuan terbaru dari keahlian, pengetahuan dan praktik yang bertujuan untuk mempermudah manusia. Adapun teknologi ini bisa berupa pengembangan makanan, energi, material, distribusi dan konsumsi yang terdiri dari transportasi dan komunikasi serta layanan yang terdiri dari sektor perdagangan dan perbankan.

Perkembangan teknologi berdasar kepada kesejahteraan pengguna yang meliputi aspek budaya, sosial, sumber daya alam, lingkungan dan riset. Oleh karena itu proses penciptaan teknologi harus disertai dengan tanggung jawab dan konsekuensi dari segala akibatnya. Bertanggung jawab terhadap kerberlangsungan manusia di masa yang akan depan. Tidak hanya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan saat ini.

Sebagai seorang engineer, kita harus memperhatikan teknologi dalam pengembangan dan perancangan suatu produk. Teknologi itu bisa meliputi teknologi sederhana maupun teknologi yang kompleks. Teknologi yang digunakan mulai dari proses perancangan, proses manufaktur sampai dengan distribusi hingga ke tangan konsumen.

Misalnya dalam perancangan desain suatu produk menggunakan teknologi computer aided design (CAD) dengan melakukan beberapa pendekatan dalam perancangan misalnya dari segi Ergonomi, pembuatan model dan faktor-faktor lain.

Dalam proses manufaktur sudah menggunakan mesin-mesin berteknologi yang otomatis. Perencanaan produksi sudah dikalkulasi melalui komputer. Apalagi proses inspeksi dalam menjaga kualitas sudah menggunakan beberapa sensor dan komputer sehingga mampu memilah sendiri mana barang yang cacat. Penerapan sistem informasi yang menyeluruh sehingga meningkatkan efisiensi dalam proses penciptaan suatu barang.

Selain itu dalam proses distribusi juga menggunakan teknologi yang mempermudah dan mempersingkat waktu distribusi dan manajemen rantai pasok. Misalnya dengan teknologi Global Positioning System (GPS) mampu melacak posisi perkembangan distribusi, Penerapan teknologi Radio Frequency Identifier (RFID) sehingga mempermudah dalam melakukan inventarisasi gudang dan tranportasi.

Dengan adanya teknologi tersebut maka bagi perusahaan akan menjadi nilai tambah dalam menjaga produknya bersaing dengan yang lain. Produk yang berdasarkan teknologi akan mempunyai keunggulan bersaing. Apalagi pada jaman sekarang ini dimana sudah era globalilasi. Produksi produk sudah mengalami lintas negara.

Bahkan sekarang ini mengenai kondisi lingkungan juga harus diperhatikan. Oleh karena itu sekarang muncul teknologi teknologi yang berdasarkan lingkungan. Misalnya penerapan Green Design dalam perancangan produk, penggunaan material dengan daur ulang yang ramah lingkungan, penanggulangan sampah industri dengan teknologi yang ramah, kampanye hijau dan Eco Labelling. Tentu saja teknologi harus menjaga kondisi bumi kita menjadi hijau kembali.

Penerapan teknologi memang penting. Kita tidak bisa terlepas dari teknologi. Terutama bagi industri produk maupun jasa. Namun kita juga harus ingat bahwa teknologi mempermudah manusia bukan mempersulit. Bukan kah begitu?? bagaimana menurut anda.


Sumber :
Agus Wibisono
http://aguswibisono.com/2010/konsep-teknologi-dalam-pengembangan-produk-industri/

Perncangan Produk


Sektor: Otomotif

Projek: Peralatan/komponen mobil

Manfaat yang diperoleh pada akhir projek:

§ Waktu pengembangan: Setengah dari waktu tempuh sasaran projek.

§ Jumlah investasi: -50%

§ Jumlah item komponen: -15%

§ Jumlah patent: 2

§ Biaya projek: -22% dibandingkan dengan projek sepadan

§ Pengurangan jumlah prototype: - 30%

§ Pengurangan jumlah uji coba: -30%


Percepatan dalam hal melengkapi ragam produk dan tingkat kustomisasi produk yang terus meningkat telah menimbulkan kebutuhan untuk perubahan dalam pendekatan dalam merancang produk.

Sudahm menjadi fakta umum bahwa rentang waktu untuk memasarkan yang tersedia bagi team pengembangan produk makin lama makin singkat sehingga tak memungkinkan untuk banyak bolak-balik di bagian marketing, perancangan produk, perancangan proses dan produksi.

Hal in tak hanya harus benar sejak langkah pertama tetapi produk juga harus dirancang untuk bertahan dalam siklus hidupnya secara keseluruhan termasuk untuk saat daur ulang dan waktu pemusnahannya.

Lebih jauh, guna memenuhi permintaan yang mendadak dan tingkat persediaan yang rendah, strategi teknologi harus dipelajari tidak hanya sekadar keputusan membuat sendiri atau membeli dari pemasok tapi juga dalam kaidah waktu tempuh pengadaannya.

Metode kami yang menekankan penghapusan kegiatan peborosan atau kegiatan tak bernilai tmbah, yang juga telah teruji dan terbukti dalam kegiatan produksi masal, diterapkan dengan sukses dalam kegiatan perancangan produk.

Dengan menggunakan teknik kreatif yang telah terbukti, kami membantu team meraih dantotsu dalam mencari dan menemukan solusi (Dantotsu = jauh berada di depan yang lain).

Dengan secara terus menerus mengamati mata rantai nilai tambah (value chain) dari marketing, kami mempertimbangkan semua solusi secara menyeluruh guna menemukan pendekatan terhadap interes seutuhnya.

Dengan mempertimbangkan berbagai aspek teknis, logistik dan organisasional dalam format peraga kemajuan projek, kami dapat secara bertahap membangun kualitas dalam sistem produksi. Masalah-masalah diatasi dengan pendekatan tahap hilir pada setiap tahapan projek sampai produksi masal dilaksanakan tanpa herus mengalami situasi darurat yang biasanya terjadi.

Dengan memiliki anggota team dari berbagai bagian dan departemen yang bekerja sama, kami mendorong punahnya mentalitas yang terkotak-kotak dalam batasan kaku, kami mempersatukan energi sehingga mengembangkan suatu budaya sejati dari "simultaneous engineering" yang kemudian menghasilkan perbaikan yang radikal changes dan berkesinambungan pada tahap perancangan.



Sumber :
http://valessentia-id.com/defaut.php?idrub=19

KK Perancangan dan Pengembangan Produk Teknik Kimia, FTI - ITB

Bidang Kajian :

Kegiatan penelitian diarahkan pada perancangan dan pengembangan produk-produk inovatif berbasis sumber daya lokal. Dalam kegiatannya, kelompok keahlian kami melakukan kajian dalam bidang penerapan prinsip-prinsip sains dan keteknikan dalam pemrosesan suatu bahan menggunakan katalis maupun biokatalis untuk menghasilkan barang dan jasa. Dalam hal ini, barang dalam kaitannya dengan makanan hasil fermentasi, pakan, minuman, obat-obatan, enzim mikrobial, bioetanol, asdam-asam organik, polimer yang dapat didegradasi, dan bahan-bahan kimia lain, sementara dalam lingkup jasa difokuskan terutama pada pemurnian air, managemen limbah domestik dan limbah industri.


Ketua

Dr.Ir. Ukan Sukandar, M.Sc


Anggota

Prof.Dr.Ir. Tjandra Setiadi, M.Eng.
Dr.Ir. Irwan Noezar, M.Sc.
Ir. Gerardus Handi Argasetya
Ir. Tri Partono Adhi, Ph.D.
Ir. Akhmad Zainal Abidin, M.Sc., Ph.D.
Dr.Ir. I.D.G. Arsa Putrawan, MT.
Dr.Ir. Ronny Purwadi, MT.
Chrismono Himawan, S.T., M.T.
Tjokorde Walmiki Samadhi, ST, MT., Ph.D.
Dr. Made Tri Ari Penia Kresnowati, S.T.,M.Sc.


Fokus Penelitian :

Dalam mendukung pendidikan dalam bidang sains dan teknologi, Kelompok Keahlian Perancangan dan Pengembangan Produk Teknik Kimia memfokuskan diri dalam penelitian dasar dan lanjutan serta aplikasinya pada perancangan dan pengembangan produk. Untuk mendukung tercapainya fokus penelitian ini, Kelompok Keahlian memiliki area bidang konsentrasi sebagai berikut:


Produksi farmasetikal dan bahan kimia.

Produksi bahan pangan dengan cara fermentasi.

Produksi bioetanol dengan cara fermentasi.

Biodegradable polymer poly-lactic acid.

Pemanfaatan Produk Samping Penggilingan Padi untuk Produksi Minyak Pangan Sehat.

Pengolahan Limbah Industri Secara Bioproses.

Penghilangan warna tekstil dengan lapuk putih.

Penerapan Teknologi Proses Anaerob untuk Mengolah Berbagai Air Limbah Industri dengan Konsentrasi Bahan Organik yang Tinggi.

Penerapan Teknik Analisis Komponen Dasar untuk Diagnosis Ketidaknormalan Operasi Pabrik Kimia.

Pengembangan Piranti Lunak Perancangan Dasar Fasilitas Produksi Minyak dan Gas.


Sumber :
http://ppprodtk.fti.itb.ac.id/tentang-kk

Perancangan dan Pengembangan Produk

Kesuksesan ekonomi sebuah perusahaan manufaktur tergantung pada kemampuan untuk mengidentifikasi kebutuhan pelanggan, kemudian secara tepat menciptakan produk yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut dengan biaya yang rendah. Hal ini bukan merupakan tanggung jawab bagian pemasaran, bagian desain, melainkan tanggung jawab yang melibatkan banyak fungsi dalam suatu perusahaan.


Pengembangan Produk

Pengembangan produk merupakan serangkaian aktivitas yang dimulai dengan analisa persepsi dan peluang. Pengembangan produk merupakan aktivitas lintas disiplin yang membutuhkan kontribusi dari hampir semua fungsi yang ada di perusahaan, namun tiga fungsi yang selalu paling penting bagi proyek pengembangan produk (Cross, 1994) adalah

· Pemasaran

Fungsi pemasaran adalah menjembatani interaksi antara perusahaan dengan pelanggan. Peranan lainnya adalah memfasilitasi proses identifikasi peluang produk, pendefinisian segmen pasar, dan identifikasi kebutuhan pelanggan. Bagian pemasaran juga secara khusus merancang komunikasi antara perusahaan dengan pelanggan, menetapkan target harga dan merancang peluncuran serta promosi produk.

· Perancangan (desain)

Fungsi perancangan memegang peranan penting dalam mendefinisikan bentuk fisik produk agar dapat memenuhi kebutuhan pelanggan. Dalam konteks tersebut tugas bagian perancangan mencakup desain engineering (mekanik, elektrik, software, dan lain-lain) dan desain industri (estetika, ergonomics, user interface).

· Manufaktur

Fungsi manufaktur terutama bertanggung jawab untuk merancang dan mengoperasikan system produksi pada proses produksi produk. Fungsi ini melingkupi pembelian, instalasi, dan distribusi. Proses pengembangan produk (Ulrich-Eppinger, 2001) dalam suatu perusahaan umumnya melalui 6 tahapan proses, antara lain adalah :

1. Fase 0 : Perencanaan Produk

Kegiatan perencanaan sering dirujuk sebagai “zero fase” karena kegiatan ini mendahului persetujuan proyek dan proses peluncuran pengembangan produk aktual.

2. Fase 1 : Pengembangan Konsep

Pada fase pengembangan konsep, kebutuhan pasar target diidentifikasi, alternatif konsep-konsep produk dibangkitkan dan dievaluasi, dan satu atau lebih konsep dipilih untuk pengembangan dan percobaan lebih jauh.

3. Fase 2 : Perancangan Tingkat Sistem

Fase perancangan tingkat sistem mencakup definisi arsitektur produk dan uraian produk menjadi subsistem-subsistem serta komponen-komponen

4. Fase 3 : Perancangan Detail

Fase perancangan detail mencakup spesifikasi lengkap dari bentuk, material, dan toleransitoleransi dari seluruh komponen unik pada produk dan identifikasi seluruh komponen standar yang dibeli dari pemasok.

5. Fase 4 : Pengujian dan Perbaikan

Fase pengujian dan perbaikan melibatkan konstruksi dan evaluasi dari bermacam-macam versi produksi awal produk.

6. Fase 5 : Produksi Awal

Pada fase produksi awal, produk dibuat dengan menggunakan sistem produksi yang sesungguhnya. Tujuan dari produksi awal ini adalah untuk melatih tenaga kerja dalam memecahkan permasalahan yang timbul pada proses produksi sesungguhnya. Peralihan dari produksi awal menjadi produksi sesungguhnya biasanya tahap demi tahap. Pada beberapa titik pada masa peralihan ini, produk diluncurkan dan mulai disediakan untuk didistribusikan



Pengembangan Konsep

Inti dari perencanaan desain adalah terletak pada pengembangan konsep. Crawford mengemukakan bahwa konsep desain adalah kombinasi antara lisan, tulisan, dan atau bentuk prototipe yang akan dilakukan perbaikan dan bagaimana pelanggan menunjukkan keuntungan/kerugiannya.

Tiga bagian penting yang ada untuk ide/perencanaan yang akan ditingkatkan dengan kondisi konsep (Crawford, 1994) adalah :

1. Bentuk

Hal ini merupakan bentuk fisik suatu produk itu sendiri, material penyusunnya, dan sebagainya.

2. Teknologi

Termasuk di dalamnya antara lain : prinsip, teknik, perlengkapan, mekanika, kebijakan, dan seterusnya yang dapat digunakan untuk menciptakan/mencapai produk yang dimaksud.

3. Keuntungan

Nilai keuntungan yang diharapkan pelanggan dari produk tersebut.


Proses pengembangan konsep (Ulrich-Eppinger, 2001) mencakup kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

1. Identifikasi kebutuhan pelanggan

Sasaran kegiatan ini adalah untuk memahami kebutuhan konsumen dan mengkomunikasikannya secara efektif kepada tim pengembangan. Output dari langkah ini adalah sekumpulan pernyataan kebutuhan pelanggan yang tersusun rapi, diatur dalam daftar secara hierarki, dengan bobot-bobot kepentingan untuk tiap kebutuhan.

Tujuan metode identifikasi kebutuhan pelanggan adalah :

a. Meyakinkan bahwa produk telah difokuskan terhadap kebutuhan konsumen.

b. Mengidentifikasikan kebutuhan konsumen yang tersembunyi dan tidak terucapkan (latent needs) seperti halnya kebutuhan yang eksplisit.

c. Menjadi basis untuk menyusun spesifikasi produk.

d. Menjamin tidak adanya kebutuhan konsumen penting yang terlupakan.

e. Menanamkan pemahaman bersama mengenai kebutuhan konsumen diantara anggota tim pengembang.

2. Penetapan spesifikasi target

Spesifikasi merupakan terjemahan dari kebutuhan konsumen menjadi kebutuhan secara teknis. Output dari langkah ini adalah suatu daftar spesifikasi target. Proses pembuatan target spesifikasi terdiri dari 3 langkah :

a. Menyiapkan daftar metrik kebutuhan dengan tingkat kepentingan yang diturunkan dari tingkat kepentingan kebutuhan yang direfleksikannya.

b. Mengumpulkan informasi tentang pesaing dan mengkombinasikannya dengan tingkat kepuasan dari pelanggan produk pesaing..

c. Menetapkan nilai target ideal dan marginal yang dapat dicapai untuk tiap metrik.

3. Penyusunan konsep

Konsep produk adalah sebuah gambaran atau perkiraan mengenai teknologi, prinsip kerja, dan bentuk produk. Sasaran penyusunan konsep adalah menggali lebih jauh area konsepkonsep produk yang mungkin sesuai dengan kebutuhan konsumen. Konsep produk merupakan gambaran singkat bagaimana produk memuaskan kebutuhan konsumen.

Proses penyusunan konsep terdiri dari 4 langkah :

a. Pemaparan masalah dengan diagram fungsi

b. Pencarian eksternal

c. Pencarian internal

d. Penggalian secara sistematis dengan pohon klasifikasi dan tabel kombinasi.

4. Pemilihan konsep

Pemilihan konsep merupakan kegiatan dimana berbagai konsep dianalisis secara berturutturut, kemudian dieliminasi untuk mengidentifikasi konsep yang paling menjanjikan.

Pemilihan konsep terdiri atas dua tahap, yaitu :

a. Penyaringan konsep

Tujuan penyaringan konsep adalah mempersempit jumlah konsep secara cepat dan untuk memperbaiki konsep.

b. Penilaian konsep

Pada tahap ini, tim memberikan bobot kepentingan relatif untuk setiap kriteria seleksi dan memfokuskan pada hasil perbandingan yang lebih baik dengan penekanan pada setiap kriteria.

5. Pengujian konsep

Satu atau lebih konsep diuji untuk mengetahui apakah kebutuhan konsumen telah terpenuhi, memperkirakan potensi pasar dari produk, dan mengidentifikasi beberapa kelemahan yang harus diperbaiki selama proses pengembangan selanjutnya.

6. Penentuan spesifikasi akhir

Spesifikasi target yang telah ditentukan di awal proses ditinjau kembali setelah proses dipilih dan diuji. Pada tahap ini, tim harus konsisten dengan nilai-nilai besaran spesifik yang mencerminkan batasan-batasan pada konsep produk itu sendiri, batasan-batasan yang diidentifikasi melalui pemodelan secara teknis, serta pilihan antara biaya dan kinerja.

7. Perencanaan proyek

Pada kegiatan akhir pengembangan konsep ini, tim membuat suatu jadwal pengembangan secara rinci, menentukan strategi untuk meminimasi waktu pengembangan, dan mengidentifikasi sumber daya yang digunakan untuk menyelesaikan proyek.

8. Analisis ekonomi

Analisis ekonomi digunakan untuk memastikan kelanjutan program pengembangan menyeluruh dan memecahkan tawar-menawar spesifik, misalnya antara biaya manufaktur dan biaya pengembangan. Analisis ekonomi merupakan salah satu kegiatan dalam tahap pengembangan.

9. Analisa produk-produk pesaing

Pemahaman mengenai produk pesaing adalah penting untuk penentuan posisi produk baru yang berhasil dan dapat menjadi sumber ide yang kaya untuk rancangan produk dan proses produksi. Analisis pesaing dilakukan untuk mendukung banyak kegiatan awal sampai akhir.

10. Pemodelan dan pembuatan prototipe

Setiap tahapan dalam proses pengembangan konsep melibatkan banyak bentuk model dan prototipe. Hal ini mencakup antara lain model pembuktian konsep yang akan membantu tim pengembangan dalam menunjukkan kelayakan model ‘hanya bentuk’ yang ditunjukkan kepada konsumen untuk mengevaluasi keergonomisan dan gaya, sedangkan model lembar kerja adalah untuk pilihan teknis.


Sumber :
Sony Kisyono
http://www.ittelkom.ac.id/library/index.php?view=article&catid=25%3Aindustri&id=231%3Aperancangan-dan-pengembangan-produk-&option=com_content&Itemid=15
21 Juni 2010